1. Hadapilah ujian dengan tenang dan proporsional
Hadapilah ujian ini dengan sikap yang tenang dan proporsional bahwa
ujian sebagai sesuatu yang harus dihadapi, dilalui. Sikap tenang akan
memungkinkan kita menyusun rencana menentukan strategi dan menjalaninya dengan senang.
2. Bersikaplah proaktif
Proaktif adalah suatu sikap yang beranggapan bahwa kita sendirilah yang
menentukan keberhasilan dan kegagalan dalam hidup ini, termasuk dalam
menghadapi UAN. Yakinlah bahwa kerja keras dan usaha keras yang kita
lakukan akan membuahkan hasil. Dalam menyikapi standar minimal
yang telah ditentukan, justru yang terbaik adalah kita sendiri membuat
patokan standar nilai minimal. Misalnya, menargetkan 7,01 atau 8,01
sehingga yang muncul adalah tantangan bukan beban.
3. Buatlah rencana
Menghadapi ujian dapat diibaratkan sebagai perjalanan menuju sukses.
Sebagaimana perjalanan sukses, sudah sepatutnya kita membuat
perencanaan. Dari sekian banyak bahan pelajaran yang harus dipelajari
dipilah-pilah antara bahan UAN dari pusat dengan bahan ujian dari
sekolah. Antara bahan kelas satu, kelas dua, dan kelas tiga, pelajaran
hitungan dan hafalan, sehingga dapat dipelajari dengan teratur dan
sistematis. Model belajar semacam itu dapat meringankan dan lebih
mengefektifkan cara kerja otak. Salah satu hukum otak yaitu dapat
bekerja maksimal dengan cara teratur dan sistematis.
4. Perbanyaklah baca dan latihan soal
Salah satu kelebihan yang dimiliki oleh lembaga bimbingan belajar
adalah para siswa banyak berlatih memecahkan soal-soal dengan cepat.
Kita dihadapkan pada soal-soal yang harus dijawab dan dipecahkan dengan
tepat. Dengan sering kita berlatih maka kita terbiasa dan terlatih,
sehingga tidak cemas atau grogi dalam menghadapi soal (ujian).
5. Belajar kelompok
Belajar kelompok merupakan salah satu cara yang dapat dipakai para
siswa untuk berbagi dengan teman yang lain dalam memecahkan soal dan saling
menguatkan motivasi belajar dan prestasi. Para siswa daripada banyak
bermain dan membuang-buang waktu dengan percuma, manfaatkanlah dengan
cara belajar berkelompok dengan teman di sekolah atau di sekitar tempat
tinggal kita.
6. Efektifkan belajar di sekolah
Masih terdapat siswa yang datang ke sekolah dan hadir di kelas dengan
alakadarnya atau sekadar hadir, tidak mengoptimalisasikan semua potensi
dirinya untuk meraih hasil terbaik dalam daya serap materi maupun
prestasinya. Padahal jika dimaksimalkan, niscaya hasilnya akan lebih
bagus kalaupun tidak ditambah dengan les-les yang lain di luar
jam sekolah. Pada umumnya, para siswa kurang menggunakan kemampuan
nalarnya dalam belajar, baru sebatas menghafal. Siswa juga masih kurang
untuk bertanya, berdialog bahkan berdebat dengan gurunya. Padahal
kemampuan bertanya salah satu upaya untuk memperkuat pemahamaman atau
pengertian dan keterampilan belajar.
7. Mohon doa restu dari orang tua
Yakinlah bahwa jika kita lulus maka orang tua kita akan senang dan
bangga. Jadikanlah perjuangan menghadapi UN tahun ini sebagai ajang
untuk mempersembahkan yang terbaik kepada kedua orang tua kita
tercinta. Mohon doa restulah pada orang tua agar kita diberi kemudahan
dan kelancaran. Kedua orang tua kita akan dengan senang mendoakan
putra-putrinya yang sedang berjuang menghadapi UAN.
Adalah sombong yang beranggapan bahwa keberhasilan kita semata-mata
usaha dan kerja keras kita sendiri tanpa keikutsertaan Sang Pencipta.
Untuk itu dengan segala kerendahan diri dan hati di hadapan-Nya, kita
panjatkan doa agar diberi kelulusan, kesehatan dan kemudahan dalam
menghadapi ujian nanti. Tuhan Mahatahu dan tentu akan mendengarkan dan
mengabulkan doa hamba-hambanya.
Haha, thanks. Semoga berhasil :')
Kamis, 27 Februari 2014
Rabu, 26 Februari 2014
YANG PUNYA
Innaka Majesty. Bukan Inneke, apalagi Inka. Lahir di Sukoharjo, 15 Maret 1999. (masih) pengen kuliah di UGM jurusan Hubungan Internasional. Fans Bulutangkis udah sedjak kecil dan sampai sekarang masih berusaha lolos dari SMP N 1 Sukoharjo tercintah.Cita-cita bukan jadi tersangka tapi pengen kerja di Chevron Indonesia atau British Potreleum. Amin..
Hobi social mediaan, tapi pengen keliling dunia juga termasuk Umrah, suka berkhayal dan (pernah) jadi kenyataan, hahahaa.asik emang.
Ditinggal Papa kerja di beda Pulau udah biasa, hidup mandiri kog tapi (gak jarang) tetep ngrepotin orang tua, aneh emang..namanya juga anak.
Pengen sih, nulis semua account social media gue tapi gila banyak banget gue jadi males, kapan kapan aja laah..sabar
Gue ini paling suka sama Panda bear dan paling phobia sama Ayam, aneh emang sering makan padahal. taulaah.
Suka sama Adam Levine vokalis Maroon 5, kalau gatau search aja di google pasti ada kog, suaranya itu yang bikin melting setiap orang yang mendengarnya, ganteng pula.
Gue masih keturunan Jawa, tenang aja... tapi orang ngira gue ini juga keturunan Kalimantan, taulah biarkan mereka beropini itu hak mereka. haha
Gue ini hobi ngeposting sesuatu yang ga jelas gini karena menurut gue hal konyol kaya gini yang bikin gue tambah semangat ngapain aja. Horas!!
Gue cukup bangga sama Indonesia, tapi kenapa negaraku tercintah ini masih berstatus negara Berkembang? Entahlah, tapi gue bersyukur tinggal di Indonesia tanah air beta. MERDEKA!!
(insyaallah) gue masih satu gen sama Pevita Pearche..
Masih pengen ketemu sama ... sorry ga bisa dilanjutin.
Udahan ah, kapan-kapan lagi udah mulai gaada ide.hahaa
Inget!! Gue ga pernah dapet aliran dana dari Wawan kog santai aja, hehe.
Just For Fun guys, kalian semua tau itu!Love you.
Hobi social mediaan, tapi pengen keliling dunia juga termasuk Umrah, suka berkhayal dan (pernah) jadi kenyataan, hahahaa.asik emang.
Ditinggal Papa kerja di beda Pulau udah biasa, hidup mandiri kog tapi (gak jarang) tetep ngrepotin orang tua, aneh emang..namanya juga anak.
Pengen sih, nulis semua account social media gue tapi gila banyak banget gue jadi males, kapan kapan aja laah..sabar
Gue ini paling suka sama Panda bear dan paling phobia sama Ayam, aneh emang sering makan padahal. taulaah.
Suka sama Adam Levine vokalis Maroon 5, kalau gatau search aja di google pasti ada kog, suaranya itu yang bikin melting setiap orang yang mendengarnya, ganteng pula.
Gue masih keturunan Jawa, tenang aja... tapi orang ngira gue ini juga keturunan Kalimantan, taulah biarkan mereka beropini itu hak mereka. haha
Gue ini hobi ngeposting sesuatu yang ga jelas gini karena menurut gue hal konyol kaya gini yang bikin gue tambah semangat ngapain aja. Horas!!
Gue cukup bangga sama Indonesia, tapi kenapa negaraku tercintah ini masih berstatus negara Berkembang? Entahlah, tapi gue bersyukur tinggal di Indonesia tanah air beta. MERDEKA!!
(insyaallah) gue masih satu gen sama Pevita Pearche..
Masih pengen ketemu sama ... sorry ga bisa dilanjutin.
Udahan ah, kapan-kapan lagi udah mulai gaada ide.hahaa
Inget!! Gue ga pernah dapet aliran dana dari Wawan kog santai aja, hehe.
Just For Fun guys, kalian semua tau itu!Love you.
Hubungan internasional adalah proses interaksi manusia yang terjadi antar bangsa untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Hubungan ini bisa berupa interaksi antarindividu (misalnya turis, mahasiswa, dan pekerja asing); antarkelompok (misalnya lembaga-lembaga sosial,
dan perdagangan); atau hubungan antarnegara (misalnya negara-negara
yang menjalin hubungan ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, keamanan,
atau negara-negara yang membentuk organisasi internasional seperti Sejarah PBB atau ASEAN).
Hubungan Internasional (hubungan antarbangsa) sendiri terjadi karena
dilatarbelakangi oleh kesadaran bahwa semua negara tidak akan mungkin
bisa memenuhi kebutuhannya sendiri dan akan selalu membutuhkan negara
lain.
Hubungan internasional dan kerjasama yang dilakukan antarnegara dapat terjalin dengan mulus jika masing-masing pihak dapat menjunjung tinggi prinsip-prinsip berikut, yaitu:
I. Pola Hubungan Internasional
Secara garis besar, pola hubungan antarbangsa dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu pola penjajahan, ketergantungan, serta pola hubungan sama derajat antarbangsa.
II. Asas-Asas Hubungan Internasional
Pada pelaksanaannya, suatu hubungan internasional akan berjalan dengan baik jika negara-negara yang melakukan hubungan selalu berpedoman pada asas-asas yang dipatuhi bersama. Asas-asas tersebut antara lain:
III. Sarana-Sarana Hubungan Internasional
Suatu hubungan internasional antar negara dapat berlangsung dengan baik jika melalui pedoman-pedoman dan tatacara tertentu yang disepakati bersama baik secara tertulis maupun tidak tertulis.

Hubungan internasional dan kerjasama yang dilakukan antarnegara dapat terjalin dengan mulus jika masing-masing pihak dapat menjunjung tinggi prinsip-prinsip berikut, yaitu:
- Hubungan dan kerjasama internasional hendaknya saling menguntungkan dan tidak ada pihak yang merasa dirugikan.
- Masing-masing pihak yang melakukan hubungan internasional tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain
- Hubungan internasional ditujukan untuk kepentingan negara dan demi kesejahteraan rakyat.
- Dilandasi oleh politik luar negeri yang bebas dan aktif.
- Saling menjunjung persamaan derajat dan menghargai antarbangsa yang dilandasi oleh prinsip kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
I. Pola Hubungan Internasional
Secara garis besar, pola hubungan antarbangsa dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu pola penjajahan, ketergantungan, serta pola hubungan sama derajat antarbangsa.
- Pola Hubungan Penjajahan
Dalam pola hubungan ini, satu negara yang kuat akan menghisap kekayaan negara lain yang lemah. Negara penjajah biasanya akan membangun berbagai sarana dan prasarana di daerah jajahan yang bertujuan untuk memperlancar tujuan negara penjajah untuk mengeksploitasi sumber daya alam daerah jajahan. Pola hubungan penjajahan ini juga biasa disebut dengan kolonialisme. - Pola Hubungan Ketergantungan
Pola hubungan ketergantungan terjadi antara negara-negara dunia ketiga yang masih terbelakang dengan negara-negara maju. Sebagian negara-negara dunia ketiga yang baru merdeka setelah Perang Dunia II umumnya masih memiliki modal yang terbatas. Itulah sebabnya mengapa negara-negara dunia ketiga ini banyak yang bergantung kepada pemodal asing dari negara-negara maju untuk menjalankan roda perekonomian mereka. Pola hubunga ketergantungan ini pulalah yang pada akhirnya memunculkan apa yang disebut sebagai neokolonialisme. - Pola Hubungan Sama Derajat
Pola hubungan ini terjadi jika negara-negara yang melakukan hubungan merasa sama sama untung dan dilakukan dengan tujuan untuk mencapai kesejahteraan bersama.
II. Asas-Asas Hubungan Internasional
Pada pelaksanaannya, suatu hubungan internasional akan berjalan dengan baik jika negara-negara yang melakukan hubungan selalu berpedoman pada asas-asas yang dipatuhi bersama. Asas-asas tersebut antara lain:
- Asas Teritorial
Artinya bahwa suatu negara akan mempunyai kekuasaan secara penuh untuk memberlakukan hukum atas semua orang dan barang yang berada di wilayahnya. - Asas Kebangsaan
Artinya bahwa dimanapun seseorang berada, selama seseorang masih menjadi warga negara suatu negara, maka orang tersebut masih tetap berada dibawah hukum negaranya tersebut. - Asas Kepentingan Umum
Artinya bahwa suatu negara dapat menyesuaikan diri terhadap semua keadaan untuk membela kepentingan umum. Jadi, hukum tidak terikat secara kaku pada batas-batas wilayah nasional suatu negara.
III. Sarana-Sarana Hubungan Internasional
Suatu hubungan internasional antar negara dapat berlangsung dengan baik jika melalui pedoman-pedoman dan tatacara tertentu yang disepakati bersama baik secara tertulis maupun tidak tertulis.
- Diplomasi
Diplomasi dapat diartikan sebagai proses komunukasi antarpelaku hubungan internasional untuk mencapai tujuan bersama atau kesepakatan tertentu. Diplomasi sendiri biasanya dilakukan oleh instrumen-instrumen hubungan internasional yaitu kementrian luar negeri dan perwakilan diplomatik.
kementrian luar negeri mempunyai pusat kegiatan di ibukota negara pengirim, sedangkan perwakilan diplomatik mempunyai pusat kegiatan di ibukota negara penerima. Seorang wakil diplomatik (diplomat) yang dikirim ke luar negeri mempunyai tiga fungsi utama, yaitu sebagai lambang negara pengirim, sebagai wakil yuridis yang sah menurut hukum dan hubungan internasional, dan sebagai wakil diplomatik di negara penerima. - Negosiasi
Negosiasi disebut juga dengan perundingan. Negosiasi (perundingan) dalam hubungan internasional dapat diartikan sebagai proses interaksi antar pelaku hubungan internasional untuk untuk berusaha menyelesaikan tujuan masing-masing yang berbeda dan saling bertentangan. - Lobby
Lobby adalah kegiatan politik internasional yang dilakukan untuk mempengaruhi negara lain agar sesuai dengan kepentingan negara yang melakukan lobby.
Hubungan internasional adalah proses interaksi manusia yang terjadi antar bangsa untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Hubungan ini bisa berupa interaksi antarindividu (misalnya turis, mahasiswa, dan pekerja asing); antarkelompok (misalnya lembaga-lembaga sosial,
dan perdagangan); atau hubungan antarnegara (misalnya negara-negara
yang menjalin hubungan ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, keamanan,
atau negara-negara yang membentuk organisasi internasional seperti Sejarah PBB atau ASEAN).
Hubungan Internasional (hubungan antarbangsa) sendiri terjadi karena
dilatarbelakangi oleh kesadaran bahwa semua negara tidak akan mungkin
bisa memenuhi kebutuhannya sendiri dan akan selalu membutuhkan negara
lain.
Hubungan internasional dan kerjasama yang dilakukan antarnegara dapat terjalin dengan mulus jika masing-masing pihak dapat menjunjung tinggi prinsip-prinsip berikut, yaitu:
I. Pola Hubungan Internasional
Secara garis besar, pola hubungan antarbangsa dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu pola penjajahan, ketergantungan, serta pola hubungan sama derajat antarbangsa.
II. Asas-Asas Hubungan Internasional
Pada pelaksanaannya, suatu hubungan internasional akan berjalan dengan baik jika negara-negara yang melakukan hubungan selalu berpedoman pada asas-asas yang dipatuhi bersama. Asas-asas tersebut antara lain:
III. Sarana-Sarana Hubungan Internasional
Suatu hubungan internasional antar negara dapat berlangsung dengan baik jika melalui pedoman-pedoman dan tatacara tertentu yang disepakati bersama baik secara tertulis maupun tidak tertulis.

Hubungan internasional dan kerjasama yang dilakukan antarnegara dapat terjalin dengan mulus jika masing-masing pihak dapat menjunjung tinggi prinsip-prinsip berikut, yaitu:
- Hubungan dan kerjasama internasional hendaknya saling menguntungkan dan tidak ada pihak yang merasa dirugikan.
- Masing-masing pihak yang melakukan hubungan internasional tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain
- Hubungan internasional ditujukan untuk kepentingan negara dan demi kesejahteraan rakyat.
- Dilandasi oleh politik luar negeri yang bebas dan aktif.
- Saling menjunjung persamaan derajat dan menghargai antarbangsa yang dilandasi oleh prinsip kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
I. Pola Hubungan Internasional
Secara garis besar, pola hubungan antarbangsa dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu pola penjajahan, ketergantungan, serta pola hubungan sama derajat antarbangsa.
- Pola Hubungan Penjajahan
Dalam pola hubungan ini, satu negara yang kuat akan menghisap kekayaan negara lain yang lemah. Negara penjajah biasanya akan membangun berbagai sarana dan prasarana di daerah jajahan yang bertujuan untuk memperlancar tujuan negara penjajah untuk mengeksploitasi sumber daya alam daerah jajahan. Pola hubungan penjajahan ini juga biasa disebut dengan kolonialisme. - Pola Hubungan Ketergantungan
Pola hubungan ketergantungan terjadi antara negara-negara dunia ketiga yang masih terbelakang dengan negara-negara maju. Sebagian negara-negara dunia ketiga yang baru merdeka setelah Perang Dunia II umumnya masih memiliki modal yang terbatas. Itulah sebabnya mengapa negara-negara dunia ketiga ini banyak yang bergantung kepada pemodal asing dari negara-negara maju untuk menjalankan roda perekonomian mereka. Pola hubunga ketergantungan ini pulalah yang pada akhirnya memunculkan apa yang disebut sebagai neokolonialisme. - Pola Hubungan Sama Derajat
Pola hubungan ini terjadi jika negara-negara yang melakukan hubungan merasa sama sama untung dan dilakukan dengan tujuan untuk mencapai kesejahteraan bersama.
II. Asas-Asas Hubungan Internasional
Pada pelaksanaannya, suatu hubungan internasional akan berjalan dengan baik jika negara-negara yang melakukan hubungan selalu berpedoman pada asas-asas yang dipatuhi bersama. Asas-asas tersebut antara lain:
- Asas Teritorial
Artinya bahwa suatu negara akan mempunyai kekuasaan secara penuh untuk memberlakukan hukum atas semua orang dan barang yang berada di wilayahnya. - Asas Kebangsaan
Artinya bahwa dimanapun seseorang berada, selama seseorang masih menjadi warga negara suatu negara, maka orang tersebut masih tetap berada dibawah hukum negaranya tersebut. - Asas Kepentingan Umum
Artinya bahwa suatu negara dapat menyesuaikan diri terhadap semua keadaan untuk membela kepentingan umum. Jadi, hukum tidak terikat secara kaku pada batas-batas wilayah nasional suatu negara.
III. Sarana-Sarana Hubungan Internasional
Suatu hubungan internasional antar negara dapat berlangsung dengan baik jika melalui pedoman-pedoman dan tatacara tertentu yang disepakati bersama baik secara tertulis maupun tidak tertulis.
- Diplomasi
Diplomasi dapat diartikan sebagai proses komunukasi antarpelaku hubungan internasional untuk mencapai tujuan bersama atau kesepakatan tertentu. Diplomasi sendiri biasanya dilakukan oleh instrumen-instrumen hubungan internasional yaitu kementrian luar negeri dan perwakilan diplomatik.
kementrian luar negeri mempunyai pusat kegiatan di ibukota negara pengirim, sedangkan perwakilan diplomatik mempunyai pusat kegiatan di ibukota negara penerima. Seorang wakil diplomatik (diplomat) yang dikirim ke luar negeri mempunyai tiga fungsi utama, yaitu sebagai lambang negara pengirim, sebagai wakil yuridis yang sah menurut hukum dan hubungan internasional, dan sebagai wakil diplomatik di negara penerima. - Negosiasi
Negosiasi disebut juga dengan perundingan. Negosiasi (perundingan) dalam hubungan internasional dapat diartikan sebagai proses interaksi antar pelaku hubungan internasional untuk untuk berusaha menyelesaikan tujuan masing-masing yang berbeda dan saling bertentangan. - Lobby
Lobby adalah kegiatan politik internasional yang dilakukan untuk mempengaruhi negara lain agar sesuai dengan kepentingan negara yang melakukan lobby.
Hubungan internasional adalah proses interaksi manusia yang terjadi antar bangsa untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Hubungan ini bisa berupa interaksi antarindividu (misalnya turis, mahasiswa, dan pekerja asing); antarkelompok (misalnya lembaga-lembaga sosial,
dan perdagangan); atau hubungan antarnegara (misalnya negara-negara
yang menjalin hubungan ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, keamanan,
atau negara-negara yang membentuk organisasi internasional seperti Sejarah PBB atau ASEAN).
Hubungan Internasional (hubungan antarbangsa) sendiri terjadi karena
dilatarbelakangi oleh kesadaran bahwa semua negara tidak akan mungkin
bisa memenuhi kebutuhannya sendiri dan akan selalu membutuhkan negara
lain.
Hubungan internasional dan kerjasama yang dilakukan antarnegara dapat terjalin dengan mulus jika masing-masing pihak dapat menjunjung tinggi prinsip-prinsip berikut, yaitu:
I. Pola Hubungan Internasional
Secara garis besar, pola hubungan antarbangsa dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu pola penjajahan, ketergantungan, serta pola hubungan sama derajat antarbangsa.
II. Asas-Asas Hubungan Internasional
Pada pelaksanaannya, suatu hubungan internasional akan berjalan dengan baik jika negara-negara yang melakukan hubungan selalu berpedoman pada asas-asas yang dipatuhi bersama. Asas-asas tersebut antara lain:
III. Sarana-Sarana Hubungan Internasional
Suatu hubungan internasional antar negara dapat berlangsung dengan baik jika melalui pedoman-pedoman dan tatacara tertentu yang disepakati bersama baik secara tertulis maupun tidak tertulis.

Hubungan internasional dan kerjasama yang dilakukan antarnegara dapat terjalin dengan mulus jika masing-masing pihak dapat menjunjung tinggi prinsip-prinsip berikut, yaitu:
- Hubungan dan kerjasama internasional hendaknya saling menguntungkan dan tidak ada pihak yang merasa dirugikan.
- Masing-masing pihak yang melakukan hubungan internasional tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain
- Hubungan internasional ditujukan untuk kepentingan negara dan demi kesejahteraan rakyat.
- Dilandasi oleh politik luar negeri yang bebas dan aktif.
- Saling menjunjung persamaan derajat dan menghargai antarbangsa yang dilandasi oleh prinsip kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
I. Pola Hubungan Internasional
Secara garis besar, pola hubungan antarbangsa dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu pola penjajahan, ketergantungan, serta pola hubungan sama derajat antarbangsa.
- Pola Hubungan Penjajahan
Dalam pola hubungan ini, satu negara yang kuat akan menghisap kekayaan negara lain yang lemah. Negara penjajah biasanya akan membangun berbagai sarana dan prasarana di daerah jajahan yang bertujuan untuk memperlancar tujuan negara penjajah untuk mengeksploitasi sumber daya alam daerah jajahan. Pola hubungan penjajahan ini juga biasa disebut dengan kolonialisme. - Pola Hubungan Ketergantungan
Pola hubungan ketergantungan terjadi antara negara-negara dunia ketiga yang masih terbelakang dengan negara-negara maju. Sebagian negara-negara dunia ketiga yang baru merdeka setelah Perang Dunia II umumnya masih memiliki modal yang terbatas. Itulah sebabnya mengapa negara-negara dunia ketiga ini banyak yang bergantung kepada pemodal asing dari negara-negara maju untuk menjalankan roda perekonomian mereka. Pola hubunga ketergantungan ini pulalah yang pada akhirnya memunculkan apa yang disebut sebagai neokolonialisme. - Pola Hubungan Sama Derajat
Pola hubungan ini terjadi jika negara-negara yang melakukan hubungan merasa sama sama untung dan dilakukan dengan tujuan untuk mencapai kesejahteraan bersama.
II. Asas-Asas Hubungan Internasional
Pada pelaksanaannya, suatu hubungan internasional akan berjalan dengan baik jika negara-negara yang melakukan hubungan selalu berpedoman pada asas-asas yang dipatuhi bersama. Asas-asas tersebut antara lain:
- Asas Teritorial
Artinya bahwa suatu negara akan mempunyai kekuasaan secara penuh untuk memberlakukan hukum atas semua orang dan barang yang berada di wilayahnya. - Asas Kebangsaan
Artinya bahwa dimanapun seseorang berada, selama seseorang masih menjadi warga negara suatu negara, maka orang tersebut masih tetap berada dibawah hukum negaranya tersebut. - Asas Kepentingan Umum
Artinya bahwa suatu negara dapat menyesuaikan diri terhadap semua keadaan untuk membela kepentingan umum. Jadi, hukum tidak terikat secara kaku pada batas-batas wilayah nasional suatu negara.
III. Sarana-Sarana Hubungan Internasional
Suatu hubungan internasional antar negara dapat berlangsung dengan baik jika melalui pedoman-pedoman dan tatacara tertentu yang disepakati bersama baik secara tertulis maupun tidak tertulis.
- Diplomasi
Diplomasi dapat diartikan sebagai proses komunukasi antarpelaku hubungan internasional untuk mencapai tujuan bersama atau kesepakatan tertentu. Diplomasi sendiri biasanya dilakukan oleh instrumen-instrumen hubungan internasional yaitu kementrian luar negeri dan perwakilan diplomatik.
kementrian luar negeri mempunyai pusat kegiatan di ibukota negara pengirim, sedangkan perwakilan diplomatik mempunyai pusat kegiatan di ibukota negara penerima. Seorang wakil diplomatik (diplomat) yang dikirim ke luar negeri mempunyai tiga fungsi utama, yaitu sebagai lambang negara pengirim, sebagai wakil yuridis yang sah menurut hukum dan hubungan internasional, dan sebagai wakil diplomatik di negara penerima. - Negosiasi
Negosiasi disebut juga dengan perundingan. Negosiasi (perundingan) dalam hubungan internasional dapat diartikan sebagai proses interaksi antar pelaku hubungan internasional untuk untuk berusaha menyelesaikan tujuan masing-masing yang berbeda dan saling bertentangan. - Lobby
Lobby adalah kegiatan politik internasional yang dilakukan untuk mempengaruhi negara lain agar sesuai dengan kepentingan negara yang melakukan lobby.
Hubungan internasional adalah proses interaksi manusia yang terjadi antar bangsa untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Hubungan ini bisa berupa interaksi antarindividu (misalnya turis, mahasiswa, dan pekerja asing); antarkelompok (misalnya lembaga-lembaga sosial,
dan perdagangan); atau hubungan antarnegara (misalnya negara-negara
yang menjalin hubungan ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, keamanan,
atau negara-negara yang membentuk organisasi internasional seperti Sejarah PBB atau ASEAN).
Hubungan Internasional (hubungan antarbangsa) sendiri terjadi karena
dilatarbelakangi oleh kesadaran bahwa semua negara tidak akan mungkin
bisa memenuhi kebutuhannya sendiri dan akan selalu membutuhkan negara
lain.
Hubungan internasional dan kerjasama yang dilakukan antarnegara dapat terjalin dengan mulus jika masing-masing pihak dapat menjunjung tinggi prinsip-prinsip berikut, yaitu:
I. Pola Hubungan Internasional
Secara garis besar, pola hubungan antarbangsa dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu pola penjajahan, ketergantungan, serta pola hubungan sama derajat antarbangsa.
II. Asas-Asas Hubungan Internasional
Pada pelaksanaannya, suatu hubungan internasional akan berjalan dengan baik jika negara-negara yang melakukan hubungan selalu berpedoman pada asas-asas yang dipatuhi bersama. Asas-asas tersebut antara lain:
III. Sarana-Sarana Hubungan Internasional
Suatu hubungan internasional antar negara dapat berlangsung dengan baik jika melalui pedoman-pedoman dan tatacara tertentu yang disepakati bersama baik secara tertulis maupun tidak tertulis.

Hubungan internasional dan kerjasama yang dilakukan antarnegara dapat terjalin dengan mulus jika masing-masing pihak dapat menjunjung tinggi prinsip-prinsip berikut, yaitu:
- Hubungan dan kerjasama internasional hendaknya saling menguntungkan dan tidak ada pihak yang merasa dirugikan.
- Masing-masing pihak yang melakukan hubungan internasional tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain
- Hubungan internasional ditujukan untuk kepentingan negara dan demi kesejahteraan rakyat.
- Dilandasi oleh politik luar negeri yang bebas dan aktif.
- Saling menjunjung persamaan derajat dan menghargai antarbangsa yang dilandasi oleh prinsip kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
I. Pola Hubungan Internasional
Secara garis besar, pola hubungan antarbangsa dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu pola penjajahan, ketergantungan, serta pola hubungan sama derajat antarbangsa.
- Pola Hubungan Penjajahan
Dalam pola hubungan ini, satu negara yang kuat akan menghisap kekayaan negara lain yang lemah. Negara penjajah biasanya akan membangun berbagai sarana dan prasarana di daerah jajahan yang bertujuan untuk memperlancar tujuan negara penjajah untuk mengeksploitasi sumber daya alam daerah jajahan. Pola hubungan penjajahan ini juga biasa disebut dengan kolonialisme. - Pola Hubungan Ketergantungan
Pola hubungan ketergantungan terjadi antara negara-negara dunia ketiga yang masih terbelakang dengan negara-negara maju. Sebagian negara-negara dunia ketiga yang baru merdeka setelah Perang Dunia II umumnya masih memiliki modal yang terbatas. Itulah sebabnya mengapa negara-negara dunia ketiga ini banyak yang bergantung kepada pemodal asing dari negara-negara maju untuk menjalankan roda perekonomian mereka. Pola hubunga ketergantungan ini pulalah yang pada akhirnya memunculkan apa yang disebut sebagai neokolonialisme. - Pola Hubungan Sama Derajat
Pola hubungan ini terjadi jika negara-negara yang melakukan hubungan merasa sama sama untung dan dilakukan dengan tujuan untuk mencapai kesejahteraan bersama.
II. Asas-Asas Hubungan Internasional
Pada pelaksanaannya, suatu hubungan internasional akan berjalan dengan baik jika negara-negara yang melakukan hubungan selalu berpedoman pada asas-asas yang dipatuhi bersama. Asas-asas tersebut antara lain:
- Asas Teritorial
Artinya bahwa suatu negara akan mempunyai kekuasaan secara penuh untuk memberlakukan hukum atas semua orang dan barang yang berada di wilayahnya. - Asas Kebangsaan
Artinya bahwa dimanapun seseorang berada, selama seseorang masih menjadi warga negara suatu negara, maka orang tersebut masih tetap berada dibawah hukum negaranya tersebut. - Asas Kepentingan Umum
Artinya bahwa suatu negara dapat menyesuaikan diri terhadap semua keadaan untuk membela kepentingan umum. Jadi, hukum tidak terikat secara kaku pada batas-batas wilayah nasional suatu negara.
III. Sarana-Sarana Hubungan Internasional
Suatu hubungan internasional antar negara dapat berlangsung dengan baik jika melalui pedoman-pedoman dan tatacara tertentu yang disepakati bersama baik secara tertulis maupun tidak tertulis.
- Diplomasi
Diplomasi dapat diartikan sebagai proses komunukasi antarpelaku hubungan internasional untuk mencapai tujuan bersama atau kesepakatan tertentu. Diplomasi sendiri biasanya dilakukan oleh instrumen-instrumen hubungan internasional yaitu kementrian luar negeri dan perwakilan diplomatik.
kementrian luar negeri mempunyai pusat kegiatan di ibukota negara pengirim, sedangkan perwakilan diplomatik mempunyai pusat kegiatan di ibukota negara penerima. Seorang wakil diplomatik (diplomat) yang dikirim ke luar negeri mempunyai tiga fungsi utama, yaitu sebagai lambang negara pengirim, sebagai wakil yuridis yang sah menurut hukum dan hubungan internasional, dan sebagai wakil diplomatik di negara penerima. - Negosiasi
Negosiasi disebut juga dengan perundingan. Negosiasi (perundingan) dalam hubungan internasional dapat diartikan sebagai proses interaksi antar pelaku hubungan internasional untuk untuk berusaha menyelesaikan tujuan masing-masing yang berbeda dan saling bertentangan. - Lobby
Lobby adalah kegiatan politik internasional yang dilakukan untuk mempengaruhi negara lain agar sesuai dengan kepentingan negara yang melakukan lobby.
Hubungan internasional adalah proses interaksi manusia yang terjadi antar bangsa untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Hubungan ini bisa berupa interaksi antarindividu (misalnya turis, mahasiswa, dan pekerja asing); antarkelompok (misalnya lembaga-lembaga sosial,
dan perdagangan); atau hubungan antarnegara (misalnya negara-negara
yang menjalin hubungan ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, keamanan,
atau negara-negara yang membentuk organisasi internasional seperti Sejarah PBB atau ASEAN).
Hubungan Internasional (hubungan antarbangsa) sendiri terjadi karena
dilatarbelakangi oleh kesadaran bahwa semua negara tidak akan mungkin
bisa memenuhi kebutuhannya sendiri dan akan selalu membutuhkan negara
lain.
Hubungan internasional dan kerjasama yang dilakukan antarnegara dapat terjalin dengan mulus jika masing-masing pihak dapat menjunjung tinggi prinsip-prinsip berikut, yaitu:
I. Pola Hubungan Internasional
Secara garis besar, pola hubungan antarbangsa dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu pola penjajahan, ketergantungan, serta pola hubungan sama derajat antarbangsa.
II. Asas-Asas Hubungan Internasional
Pada pelaksanaannya, suatu hubungan internasional akan berjalan dengan baik jika negara-negara yang melakukan hubungan selalu berpedoman pada asas-asas yang dipatuhi bersama. Asas-asas tersebut antara lain:
III. Sarana-Sarana Hubungan Internasional
Suatu hubungan internasional antar negara dapat berlangsung dengan baik jika melalui pedoman-pedoman dan tatacara tertentu yang disepakati bersama baik secara tertulis maupun tidak tertulis.

Hubungan internasional dan kerjasama yang dilakukan antarnegara dapat terjalin dengan mulus jika masing-masing pihak dapat menjunjung tinggi prinsip-prinsip berikut, yaitu:
- Hubungan dan kerjasama internasional hendaknya saling menguntungkan dan tidak ada pihak yang merasa dirugikan.
- Masing-masing pihak yang melakukan hubungan internasional tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain
- Hubungan internasional ditujukan untuk kepentingan negara dan demi kesejahteraan rakyat.
- Dilandasi oleh politik luar negeri yang bebas dan aktif.
- Saling menjunjung persamaan derajat dan menghargai antarbangsa yang dilandasi oleh prinsip kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
I. Pola Hubungan Internasional
Secara garis besar, pola hubungan antarbangsa dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu pola penjajahan, ketergantungan, serta pola hubungan sama derajat antarbangsa.
- Pola Hubungan Penjajahan
Dalam pola hubungan ini, satu negara yang kuat akan menghisap kekayaan negara lain yang lemah. Negara penjajah biasanya akan membangun berbagai sarana dan prasarana di daerah jajahan yang bertujuan untuk memperlancar tujuan negara penjajah untuk mengeksploitasi sumber daya alam daerah jajahan. Pola hubungan penjajahan ini juga biasa disebut dengan kolonialisme. - Pola Hubungan Ketergantungan
Pola hubungan ketergantungan terjadi antara negara-negara dunia ketiga yang masih terbelakang dengan negara-negara maju. Sebagian negara-negara dunia ketiga yang baru merdeka setelah Perang Dunia II umumnya masih memiliki modal yang terbatas. Itulah sebabnya mengapa negara-negara dunia ketiga ini banyak yang bergantung kepada pemodal asing dari negara-negara maju untuk menjalankan roda perekonomian mereka. Pola hubunga ketergantungan ini pulalah yang pada akhirnya memunculkan apa yang disebut sebagai neokolonialisme. - Pola Hubungan Sama Derajat
Pola hubungan ini terjadi jika negara-negara yang melakukan hubungan merasa sama sama untung dan dilakukan dengan tujuan untuk mencapai kesejahteraan bersama.
II. Asas-Asas Hubungan Internasional
Pada pelaksanaannya, suatu hubungan internasional akan berjalan dengan baik jika negara-negara yang melakukan hubungan selalu berpedoman pada asas-asas yang dipatuhi bersama. Asas-asas tersebut antara lain:
- Asas Teritorial
Artinya bahwa suatu negara akan mempunyai kekuasaan secara penuh untuk memberlakukan hukum atas semua orang dan barang yang berada di wilayahnya. - Asas Kebangsaan
Artinya bahwa dimanapun seseorang berada, selama seseorang masih menjadi warga negara suatu negara, maka orang tersebut masih tetap berada dibawah hukum negaranya tersebut. - Asas Kepentingan Umum
Artinya bahwa suatu negara dapat menyesuaikan diri terhadap semua keadaan untuk membela kepentingan umum. Jadi, hukum tidak terikat secara kaku pada batas-batas wilayah nasional suatu negara.
III. Sarana-Sarana Hubungan Internasional
Suatu hubungan internasional antar negara dapat berlangsung dengan baik jika melalui pedoman-pedoman dan tatacara tertentu yang disepakati bersama baik secara tertulis maupun tidak tertulis.
- Diplomasi
Diplomasi dapat diartikan sebagai proses komunukasi antarpelaku hubungan internasional untuk mencapai tujuan bersama atau kesepakatan tertentu. Diplomasi sendiri biasanya dilakukan oleh instrumen-instrumen hubungan internasional yaitu kementrian luar negeri dan perwakilan diplomatik.
kementrian luar negeri mempunyai pusat kegiatan di ibukota negara pengirim, sedangkan perwakilan diplomatik mempunyai pusat kegiatan di ibukota negara penerima. Seorang wakil diplomatik (diplomat) yang dikirim ke luar negeri mempunyai tiga fungsi utama, yaitu sebagai lambang negara pengirim, sebagai wakil yuridis yang sah menurut hukum dan hubungan internasional, dan sebagai wakil diplomatik di negara penerima. - Negosiasi
Negosiasi disebut juga dengan perundingan. Negosiasi (perundingan) dalam hubungan internasional dapat diartikan sebagai proses interaksi antar pelaku hubungan internasional untuk untuk berusaha menyelesaikan tujuan masing-masing yang berbeda dan saling bertentangan. - Lobby
Lobby adalah kegiatan politik internasional yang dilakukan untuk mempengaruhi negara lain agar sesuai dengan kepentingan negara yang melakukan lobby.
How Beautifull Thailand
Asal Mula Nama Thailand
Kata "Thai" (ไทย) berarti "kebebasan" dalam bahasa Thai, namun juga dapat merujuk kepada suku Thai, sehingga menyebabkan nama Siam masih digunakan di kalangan warga negara Thai terutama kaum minoritas Tionghoa.
Sampai
tanggal 23 Juni 1939, negara ini bernama resmi Siam (bahasa Thai: สยาม
[dibaca: Sayam]) dan kemudian diganti menjadi Thailand. Sempat dirubah
kembali menjadi Siam dari tahun 1945 sampai 11 Mei 1949, dan setelah itu
kembali ke Thailand. Kata Siam teridentifikasi dengan bahasa Sansekerta
Śyâma (श्याम, artinya “gelap” atau “coklat”).
Kata Thai (ไทย) dipercaya berasal dari kata Tai
(ไท) yang berarti “kemerdekaan” dalam bahasa Thai. Cendekiawan terkenal
dari Thailand memberikan pendapat bahwa Tai (ไท) berarti “orang” sejak
penelitiannya bahwa kata “Tai” berdasarkan dari kata “kon” dalam bahasa
Thai yang artinya “orang”.
Jadi,
Thailand berarti “tanah kebebasan” untuk menunjukkan bahwa Thailand
adalah satu-satunya negara di Asia Tenggara yang tidak pernah dijajah
bangsa Eropa. Kata Mueang Thai (Thai: เมืองไทย) berasal dari kata mueang (Thai: เมือง) yang berarti bangsa tetapi umumnya merujuk kepada “kota”. Ratcha Anachak Thai (Thai: ราชอาณาจักรไทย) berarti “Kerajaan Thailand”.
Secara etimologi, kata Ratcha Anachak Thai berasal dari: -Ratcha- (dari bahasa Sansekerta: raja yang berarti “raja”); -ana- (dari bahasa Sansekerta: ājñā yang berarti “otoritas, komando, kekuatan”); –chak (dari bahasa Sansekerta: cakra atau cakram yang berarti “roda” yang merupakan simbol dari kekuatan).
Sejarah Thailand
Kebudayaan
Masa Perunggu diduga dimulai sejak 5600 tahun yang lalu di Thailand
(Siam). Kemudian, datang berbagai imigran antara lain suku bangsa Mon,
Khmer dan Thai. Salah satu kerajaan besar yang berpusat di Palembang,
Sriwijaya, pernah berkuasa sampai ke negeri ini, dan banyak
peninggalannya yang masih ada di Thailand. Bahkan, seni kerajinan di
Palembang dengan Thailand banyak yang mirip.
Di
awal tahun 1200, bangsa Thai mendirikan kerajaan kecil di Lanna, Phayao
dan Sukhotai. Pada 1238, berdirilah kerajaan Thai yang merdeka penuh di
Sukhothai ('Fajar Kebahagiaan'). Di tahun 1300, Sukhothai dikuasai oleh
kerajaan Ayutthaya, sampai akhirnya direbut oleh Burma di tahun 1767.
Jatuhnya Ayutthaya merupakan pukulan besar bagi bangsa Thai, namun tak
lama kemudian Raja Taksin berhasil mengusir Burma dan mendirikan
ibukotanya di Thon Buri. Di tahun 1782 Raja pertama dari Dinasti Chakri
yang berkuasa sampai hari ini mendirikan ibukota baru di Bangkok.
Kebudayaan Kerajaan Thai dipengaruhi dengan kuat oleh Tiongkok dan
India.
Hubungan
dengan beberapa negara besar Eropa dimulai pada abad ke-16 namun
meskipun mengalami tekanan yang kuat, Kerajaan Thai tetap bertahan
sebagai satu-satunya negara di Asia Tenggara yang tidak pernah dijajah
oleh negara Eropa, meski pengaruh Barat, termasuk ancaman kekerasan,
mengakibatkan berbagai perubahan pada abad ke-19 dan diberikannya banyak
kelonggaran bagi pedagang-pedagang Britania.
Sebuah revolusi tak berdarah pada tahun 1932 menyebabkan dimulainya monarki konstitusional. Sebelumnya dikenal dengan nama Siam,
negara ini mengganti nama internasionalnya menjadi "Thailand" pada
tahun 1939 dan untuk seterusnya, setelah pernah sekali mengganti kembali
ke nama lamanya pasca-Perang Dunia II. Pada perang tersebut, Thailand
bersekutu dengan Jepang; tetapi saat Perang Dunia II berakhir, Thailand
menjadi sekutu Amerika Serikat. Beberapa kudeta terjadi dalam
tahun-tahun setelah berakhirnya perang, namun Thailand mulai bergerak ke
arah demokrasi sejak tahun 1980-an.
Pada
26 Desember 2004, pesisir barat Thailand diterjang tsunami setinggi 10
meter setelah terjadinya gempa bumi Samudra Hindia 2004, menewaskan
5.000 orang di Thailand, dan setengahnya merupakan wisatawan.
Pada
awal 2005 terjadi sebuah tragedi di Thailand Selatan yang mempunyai
populasi dengan mayoritas Muslim. Sekitar 70 orang terbunuh akibat
kekerasan yang dilakukan oleh rezim Shinawatra. Banyak negara yang
mengecam keras tragedi ini. Namun dalam pemilihan kepala pemerintahan,
Thaksin Shinawatra kembali memerintah negara ini untuk empat tahun
berikutnya.
Ekonomi di Thailand
Setelah
menikmati rata-rata pertumbuhan tertinggi di dunia dari tahun 1985
hingga 1995 - rata-rata 9% per tahun - tekanan spekulatif yang meningkat
terhadap mata uang Thailand, Baht, pada tahun 1997 menyebabkan
terjadinya krisis yang membuka kelemahan sektor keuangan dan memaksa
pemerintah untuk mengambangkan Baht. Setelah sekian lama dipatok pada
nilai 25 Baht untuk satu dolar AS, Baht mencapai titik terendahnya pada
kisaran 56 Baht pada Januari 1998 dan ekonominya melemah sebesar 10,2%
pada tahun yang sama. Krisis ini kemudian meluas ke krisis finansial
Asia.
Thailand
memasuki babak pemulihan pada tahun 1999; ekonominya menguat 4,2% dan
tumbuh 4,4% pada tahun 2000, kebanyakan merupakan hasil dari ekspor yang
kuat - yang meningkat sekitar 20% pada tahun 2000. Pertumbuhan sempat
diperlambat ekonomi dunia yang melunak pada tahun 2001, namun kembali
menguat pada tahun-tahun berikut berkat pertumbuhan yang kuat di RRC dan
beberapa program stimulan dalam negeri serta Kebijakan Dua Jalur yang
ditempuh pemerintah Thaksin Shinawatra. Pertumbuhan pada tahun 2003
diperkirakan mencapai 6,3%, dan diperkirakan pada 8% dan 10% pada tahun
2004 dan 2005.
Sektor
pariwisata menyumbang banyak kepada ekonomi Thailand, dan industri ini
memperoleh keuntungan tambahan dari melemahnya Baht dan stabilitas
Thailand. Kedatangan wisatawan pada tahun 2002 (10,9 juta) mencerminkan
kenaikan sebesar 7,3% dari tahun sebelumnya (10,1 juta).
Demografi Thailand
Bahasa di Thailand
Bahasa
resmi di Thailand adalah bahasa Thai, bahasa yang mempunyai kerabat
dekat dengan bahasa Lao dan bahasa Shan di Myanmar. Aksara resmi di
Thailand adalah aksara Thai.
Thailand
juga memiliki beberapa bahasa minoritas. Di sebelah timur laut terdapat
dialek Lao. Di sebelah selatan terdapat bahasa Yawi, sebuah bahasa
berdialek Melayu yang umumnya digunakan oleh Muslim Melayu. Bahasa China
juga diucapkan oleh sebagian besar penduduk Tionghoa.
Bahasa
Inggris diajarkan di setiap sekolah, tetapi jumlah orang yang mampu
berbahasa Inggris sangat rendah, terutama diluar kota.
Agama di Thailand
94,6%
(sensus 2000) penduduk Thailand adalah pemeluk agama Buddha aliran
Theravada, namun ada minoritas kecil pemeluk agama Islam, Kristen,
Hindu, dan Sikh. Thailand juga sangat mendukung kebebasan beragama.
Thailand adalah negara dengan jumlah umat Buddha terbesar di dunia.
Islam adalah agama terbesar kedua di negara ini dengan jumlah 4,6% dari
total penduduk Thailand. Jumlah pemeluk agama Kristen adalah 0,7% dari
total penduduk. Beberapa penduduk Hindu tinggal di Bangkok.
Budaya di Thailand
Budaya di Thailand dipengaruhi oleh India, Laos, Myanmar, Kamboja, dan China.
Muay
Thai, sejenis seni bela diri kickboxing ala Thailand, adalah olahraga
nasional di Thailand dan merupakan seni beladiri setempat.
Popularitasnya memuncak di seluruh dunia pada tahun 1990-an. Ada pula
seni beladiri yang mirip dengan muay Thai di negara-negara lain di Asia Tenggara.
Ucapan penyambutan yang umum di Thailand adalah isyarat bernama wai,
yang gerakannya mirip dengan gerakan sembahyang. Hal-hal yang tabu
dilakukan di antaranya menyentuh kepala seseorang dan menunjuk dengan
kaki, karena kepala dan kaki masing-masing merupakan bagian tubuh yang
paling atas dan bawah.
Masakan
Thailand mencampurkan empat macam rasa yang dasar: manis, pedas, asam
dan asin. Rempah-rempah yang umumnya digunakan dalam masakan Thailand
adalah bawang, cabe, perasan jeruk nipis, daun jeruk nipis, dan saus
ikan. Thailand adalah pengekspor beras terbesar di dunia dan penduduk
Thailand mengkonsumsi lebih dari 100 kg beras per orang per tahun.
Olahraga di Thailand
Ajang
olahraga bergengsi di Asia tenggara Southeast Asian Games 2007 diadakan
di Nakhon Ratchasima, Thailand dari 6 Desember sampai 15 Desember 2007.
Ini merupakan keenam kalinya, Thailand menjadi tuan rumah Southeast
Asian Games. Dan pada Southeast Asian Games 2009 Thailand memimpin
klasemen di posisi pertama.
Langganan:
Postingan (Atom)